Minggu, 19 November 2017

Makalah softskill perilaku etika dalam bisnis

MAKALAH
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS






Disusun Oleh Kelompok 1:
Aniza Andrena Soleha (21214328)
Aprilia Melani (2C214866)
Caviny Sheila (22214293)
Desianti R. Lumban Tobing (2D214147)
Garinta Amalia Iranindi (24214464)
Mohammad Randi Herdian (26214807)
Yudi Arafat (2C214509)
Zevanya Noviri (2C214668)
Kelas : 4EB08

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA

2017

LINGKUNGAN BISNIS YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis. Etika sebagai norma dalam suatu kelompok bisnis akan dapat menjadi pengingat anggota bisnis satu dengan lainnya mengenai suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang selalu harus dipatuhi dan dilaksanakan. Etika didalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan bisnis yang terkait tersebut.
Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan dan individu. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Untuk terciptanya etika didalam bisnis yang sesuai dengan budi pekerti luhur, ada beberapa yang perlu diperhatikan, antara lain :
Pengendalian diri
Pengembangan tanggung jawab sosial
Mempertahankan jati diri
Menciptakan persaingan yang sehat
Menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan.
Faktor yang mempengaruhi Perilaku Etika.

Tiga faktor utamanya, yaitu :
  Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan Negara lain. Hal yang sama, daerah atau kota tertentu berbeda perilaku bisnisnya dengan daerah lain. Orang dengan latar belakang budaya perbedaan, biasanya, memiliki model mental yang berbeda dan pendekatan yang berbeda untuk pemecahan masalah, yang menciptakan potensi yang besar pada kerja tim dan hasil.
   Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
Perilaku Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika.

KESALING-TERGANTUNGAN ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Perubahan nuansa perkembangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum dunia usaha jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Dua pandangan tanggung jawab sosial :
Pandangan Klasik
Tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba (profit oriented). Pada pandangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham karena kepentingan pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan.
Pandangan Sosial Ekonomi
Bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan social.Pada pandangan ini berpendapat bahwa perusahaan bukan intitas independent yang bertanggung jawab hanya terhadap pemegang saham, tetapi juga terhadap masyarakat.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
Pengendalian diri.

Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility).

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

Menciptakan persaingan yang sehat.

Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

 Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi).

Mampu menyatakan yang benar itu benar.

Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah.

Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
KEPEDULIAN PELAKU BISNIS TERHADAP ETIKA
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
Pengendalian diri. Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.

Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility). Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

Menciptakan persaingan yang sehat. Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan” Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

Mampu menyatakan yang benar itu benar Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
PERKEMBANGAN DALAM ETIKA BISNIS
PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Pengertian Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat . Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain. Etika mempelajari dan menentukan apakah suatu tindakan bernilai baik atau buruk dan tindakan apayang seharusnya dilakukan dengan benar atau tidak benar (salah).
Peranan etika adalah sebagai tolok ukur kesadaran manusia untuk melakukan tindakan yang bertanggung jawab sedangkan manfaat etika yaitu mengajak orang bersikap kritis, rasional dan otonom menuju suasana tertib, damai dan sejahtera.

Pengertian Etika = Moralitas
Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.

Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ialah pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal serta implementasi norma dan moralitas untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS
Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
Masa Peralihan
Tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
Etika Bisnis Lahir di AS
Tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa
Tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).


Etika Bisnis menjadi Fenomena Global
Tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
ETIKA BISNIS DAN AKUNTAN
Nilai-nilai etika Vs teknik akuntan/auditing:
Integritas: setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten.
Kerjasama: mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim.
Inovasi: pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja dengan metode baru.
Simplisitas: pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul, dan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Sedangkan teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
Kode etik akuntan indonesia menurut (Mulyadi, 2001:53) adalah sebagai berikut:
Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
Kepentingan publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
Kompetensi dan kehati-hatian professional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten.

Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
Perilaku professional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.










DAFTAR PUSTAKA
https://hakimandy.wordpress.com/2015/10/14/lingkungan-bisnis-yang-mempengaruhi-etika-bisnis/
http://hammamsoftskill.blogspot.co.id/2016/10/lingkungan-bisnis-yang-mempengaruhi.html
https://www.google.co.id/amp/s/pringganugraha.wordpress.com/2015/10/24/perilaku-etika-dalam-bisnis/amp/
http://romancetika.blogspot.com/2011/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html
 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perilaku-etika-dalam-bisnis/
https://melvinaliciouz.wordpress.com/2012/03/27/etika-bisnis-dan-perkembangannya/
https://yuniariani37.wordpress.com/2016/10/17/etika-profesi-akuntansi/
















Soal:
1. Ada berapa faktor yang mempengaruhi perilaku etika?
a. Satu c. Tiga
b. Dua d. Empat
2. Faktor yang mempengaruhi peilaku etika dibawah ini, kecuali?
a. Perbedaan budaya c. Pengetahuan
b. Perbedaan social d. Perilaku organisasi
3. Siapakah yang mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham?
a. Manajer c. Karyawan
b. Investor d. Seluruh organisasi perusahaan
4. Salah satu etika bisnis adalah menghindari sifat 5 K, manakah yang bukan termasuk sifat 5 K?
a. Kong kalikong c. Kolusi
b. Katabelece d. Kontaminasi
5. Manakah dibawah ini yang bukan merupakan tanggungjawab social didalam kepedulian pelaku bisnis terhadap etika?
a. Kepedulian terhadap masyarakat
b. Pemberian latihan keterampilan
c. Pemberian kesehatan
d. Pemberian bonus
6. Etika berasal dari kata Yunani ‘ethos’ yang berarti?
a. Masyarakat c. Adat istiadat
b. Tanggung jawab d. Mandiri
7. Studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah merupakan pengertian dari?
a. Etika bisnis c. Moralitas
b. Etika perusahaan d. Krisis rasional
8. Etika bisnis lahir di Negara?
a. Afganishtan c. Mesir
b. Yunani d. Amerika serikat
9. Setiap tindakan dan kata-kata prilaku profesi menunjukkan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten merupakan pengertian dari?
a. Inovasi c. Kerjasama
b. Integritas d. Simplitas
10. Akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keungan historis adalah?
a. Auditor Independen c. Auditor Junior
b. Auditor Senior d. Auditor Eksternal
Jawaban:
1. C
2. B
3. A
4. D
5. D
6. C
7. A
8. D
9. B
10. A

Makalah softskill perilaku etika dalam bisnis

MAKALAH
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS






Disusun Oleh Kelompok 1:
Aniza Andrena Soleha (21214328)
Aprilia Melani (2C214866)
Caviny Sheila (22214293)
Desianti R. Lumban Tobing (2D214147)
Garinta Amalia Iranindi (24214464)
Mohammad Randi Herdian (26214807)
Yudi Arafat (2C214509)
Zevanya Noviri (2C214668)
Kelas : 4EB08

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA

2017

LINGKUNGAN BISNIS YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis. Etika sebagai norma dalam suatu kelompok bisnis akan dapat menjadi pengingat anggota bisnis satu dengan lainnya mengenai suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang selalu harus dipatuhi dan dilaksanakan. Etika didalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan bisnis yang terkait tersebut.
Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan dan individu. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Untuk terciptanya etika didalam bisnis yang sesuai dengan budi pekerti luhur, ada beberapa yang perlu diperhatikan, antara lain :
Pengendalian diri
Pengembangan tanggung jawab sosial
Mempertahankan jati diri
Menciptakan persaingan yang sehat
Menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan.
Faktor yang mempengaruhi Perilaku Etika.

Tiga faktor utamanya, yaitu :
  Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan Negara lain. Hal yang sama, daerah atau kota tertentu berbeda perilaku bisnisnya dengan daerah lain. Orang dengan latar belakang budaya perbedaan, biasanya, memiliki model mental yang berbeda dan pendekatan yang berbeda untuk pemecahan masalah, yang menciptakan potensi yang besar pada kerja tim dan hasil.
   Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
Perilaku Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika.

KESALING-TERGANTUNGAN ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Perubahan nuansa perkembangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum dunia usaha jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Dua pandangan tanggung jawab sosial :
Pandangan Klasik
Tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba (profit oriented). Pada pandangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham karena kepentingan pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan.
Pandangan Sosial Ekonomi
Bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan social.Pada pandangan ini berpendapat bahwa perusahaan bukan intitas independent yang bertanggung jawab hanya terhadap pemegang saham, tetapi juga terhadap masyarakat.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
Pengendalian diri.

Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility).

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

Menciptakan persaingan yang sehat.

Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

 Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi).

Mampu menyatakan yang benar itu benar.

Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah.

Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
KEPEDULIAN PELAKU BISNIS TERHADAP ETIKA
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
Pengendalian diri. Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.

Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility). Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

Menciptakan persaingan yang sehat. Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan” Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

Mampu menyatakan yang benar itu benar Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
PERKEMBANGAN DALAM ETIKA BISNIS
PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Pengertian Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat . Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain. Etika mempelajari dan menentukan apakah suatu tindakan bernilai baik atau buruk dan tindakan apayang seharusnya dilakukan dengan benar atau tidak benar (salah).
Peranan etika adalah sebagai tolok ukur kesadaran manusia untuk melakukan tindakan yang bertanggung jawab sedangkan manfaat etika yaitu mengajak orang bersikap kritis, rasional dan otonom menuju suasana tertib, damai dan sejahtera.

Pengertian Etika = Moralitas
Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.

Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ialah pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal serta implementasi norma dan moralitas untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS
Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
Masa Peralihan
Tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
Etika Bisnis Lahir di AS
Tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa
Tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).


Etika Bisnis menjadi Fenomena Global
Tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
ETIKA BISNIS DAN AKUNTAN
Nilai-nilai etika Vs teknik akuntan/auditing:
Integritas: setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten.
Kerjasama: mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim.
Inovasi: pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja dengan metode baru.
Simplisitas: pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul, dan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Sedangkan teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
Kode etik akuntan indonesia menurut (Mulyadi, 2001:53) adalah sebagai berikut:
Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
Kepentingan publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
Kompetensi dan kehati-hatian professional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten.

Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
Perilaku professional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.










DAFTAR PUSTAKA
https://hakimandy.wordpress.com/2015/10/14/lingkungan-bisnis-yang-mempengaruhi-etika-bisnis/
http://hammamsoftskill.blogspot.co.id/2016/10/lingkungan-bisnis-yang-mempengaruhi.html
https://www.google.co.id/amp/s/pringganugraha.wordpress.com/2015/10/24/perilaku-etika-dalam-bisnis/amp/
http://romancetika.blogspot.com/2011/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html
 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perilaku-etika-dalam-bisnis/
https://melvinaliciouz.wordpress.com/2012/03/27/etika-bisnis-dan-perkembangannya/
https://yuniariani37.wordpress.com/2016/10/17/etika-profesi-akuntansi/
















Soal:
1. Ada berapa faktor yang mempengaruhi perilaku etika?
a. Satu c. Tiga
b. Dua d. Empat
2. Faktor yang mempengaruhi peilaku etika dibawah ini, kecuali?
a. Perbedaan budaya c. Pengetahuan
b. Perbedaan social d. Perilaku organisasi
3. Siapakah yang mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham?
a. Manajer c. Karyawan
b. Investor d. Seluruh organisasi perusahaan
4. Salah satu etika bisnis adalah menghindari sifat 5 K, manakah yang bukan termasuk sifat 5 K?
a. Kong kalikong c. Kolusi
b. Katabelece d. Kontaminasi
5. Manakah dibawah ini yang bukan merupakan tanggungjawab social didalam kepedulian pelaku bisnis terhadap etika?
a. Kepedulian terhadap masyarakat
b. Pemberian latihan keterampilan
c. Pemberian kesehatan
d. Pemberian bonus
6. Etika berasal dari kata Yunani ‘ethos’ yang berarti?
a. Masyarakat c. Adat istiadat
b. Tanggung jawab d. Mandiri
7. Studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah merupakan pengertian dari?
a. Etika bisnis c. Moralitas
b. Etika perusahaan d. Krisis rasional
8. Etika bisnis lahir di Negara?
a. Afganishtan c. Mesir
b. Yunani d. Amerika serikat
9. Setiap tindakan dan kata-kata prilaku profesi menunjukkan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten merupakan pengertian dari?
a. Inovasi c. Kerjasama
b. Integritas d. Simplitas
10. Akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keungan historis adalah?
a. Auditor Independen c. Auditor Junior
b. Auditor Senior d. Auditor Eksternal
Jawaban:
1. C
2. B
3. A
4. D
5. D
6. C
7. A
8. D
9. B
10. A

Senin, 29 Mei 2017

Supporting idea

The Primary of reason to get an education is to succeed financially.

Introduction: Stay in school to pursue a degree of the highest and develop a lot of skills

Supporting paragraph 1:
It's more be easier for apply to company and get a better chance to work

Supporting paragraph 2:
Untuk menjadi pengusaha, kita bisa membuat bisnis sendiri, sesuai dengan konsep dan rancangan kita sendiri

Supporting paragraph 3:
Being a person who is needed for the company, then you will be more easy to get the best position in your office.

Conclusion:
There are various reasons why we need to get a good education, so that we have a lot of skills which will be needed, so we can get the better off with a high salary.

Selasa, 25 April 2017

It was the letter that changed my whole life

It was the letter that changed my whole life.
 I've never felt loved by a lover with sincere, I'm dating a few times but never the sense of what it is to be loved by people with very sincere, And i thought my character is bad, until sometimes when I met a guy that almost have all criteria I want to, and we have a same religion, he loves me so much, and I can feel he loved very sincere, he changed my life that was bad to be better, I learned a lot from him, and until now I'm still trying to be better, even though my bad character has made him away from me, but until now I still can't forget about him and still loved him, but I still give thanks to God cause ever met and united with him. Well, he has changed my life, really changed my life to be better.

Kamis, 13 April 2017

Introduce my self

  Hey i will introduce my self, my name is caviny shella, im 20 years old, live in depok, im my first child of three brothers. And i will tell my hobby, i like to drawing, listen to music, travelling, play guitar, keyboard and piano.
  I really want to be an auditor and I want to make my family happy, especially my parents then I hope i can get my parents around the world.
  My personality, I'm shy, not confident, care, and faithful.

Jumat, 24 Maret 2017

pengertian toefl,fungsi, jenis dan manfaatnya

Apa itu TOEFL?
Bagi kalangan yang belum pernah sekalipun mengikutinya atau bahkan mendengarnya, istilah tersebut pasti terdengar asing alias tidak umum. TOEFL, atau singkatan dari Test of English as a Foreign Language (atau terjemahannya, Tes Bahasa Inggris sebagai sebuah Bahasa Asing), adalah ujian bahasa Inggris untuk persyaratan kuliah dan/atau bekerja di luar negeri, terutama di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mereka. Itulah pengertian TOEFL. Bayangkan bila Anda nekat mendaftar kuliah di luar negeri atau melamar bekerja di perusahaan asing di luar negeri tanpa persiapan matang, salah satunya dengan tes TOEFL ini. Mengingat bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang digunakan dan diakui secara internasional, mau tidak mau Anda memang harus mempelajarinya. Apa jadinya bila tidak? Ya, tidak lulus dan tidak diterima. Sesederhana itu. Masih banyak lagi mengenai apa itu TOEFL. Seperti fakta bahwa TOEFL hanyalah satu (1) dari ragam tes bahasa Inggris yang menjadi tolak ukur atau nilai untuk kemampuan Anda dalam berbahasa Inggris untuk belajar/kuliah dan bekerja di luar negeri, Sehingga belajar TOEFL menjadi sangat penting untuk anda. Selain TOEFL, ada juga IELTS, yaitu International English Language Testing System – atau Sistem Tes Bahasa Inggris Internasional.

Jenis – Jenis TOEFL 
Ada beberapa jenis TOEFL yang di keluarkan oleh ETS (English Testing Service), yaitu:
1. PBT (Paper Based Test)
2. TOEFL CBT (Computer Based Test)
3. TOEFL IBT (Internet Based Test)
TOEFL bedaan antara ketiganya adalah sebagai berikut:
• PBT atau Paper-Based Test (yang sekarang dihapus. Kalau pun masih ada, jarang sekali yang masih menggunakannya dan itu pun hanya untuk latihan. Secara internasional PBT tidak bisa dipakai untuk melamar kerja dan/atau kuliah di luar negeri.). Adalah jenis tes TOEFL yang berbasis pada kertas atau dengan kata lain jenis TOEFL ini menggunakan kertas sebagai sarana atau alat selama tes berlangsung. TOEFL ini baru pertama kali dikenal oleh masyarakat dunia adalah pada tahun 1964 dan sudah dijadikan salah satu bentuk tes kemampuan bahasa pada waktu itu. Setelah perkembangan zaman, secara Internasional jenis TOEFL ini sudah jarang ditemui. Namun masih ada beberapa negara yang masih menggunakan TOEFL PBT untuk menguji kemampuan bahasa Inggris, salah satu negara tersebut adalah Indonesia. Total sekitar ada 60 lembaga yang tersebar di 48 kota besar di Indonesia yang menyelenggarakan tes TOEFL PBT. Di Indonesia TOEFL PBT juga biasa dikenal sebagai TOEFL ITP atau Institutional Testing Program. Maksudnya adalah jenis TOEFL ini diadakan oleh sebuah lembaga atau pusat bahasa yang ada di sekolah maupun di Universitas untuk menguji kemampuan bahasa Inggris para peserta yang notabene adalah murid atau Mahasiswa dari Universitas tersebut. Disamping itu, jenis TOEFL ini hanya berlaku untuk lokal dalam hal pemanfaatannya dan cara mengikutinya. Pada TOEFL ITP terdapat beberapa skill atau kemampuan bahasa Inggris yang diujikan, meliputi: Listening, structure and written expression, reading. Ujian TOEFL ITP membutuhkan waktu selama 2 – 2,5 jam dengan score range 310 – 677.
• CBT atau Computer-Based Test (yang sekarang juga sudah dihapus). Adalah jenis tes TOEFL yang berbasis pada komputer. Maksudnya adalah tes TOEFL ini menggunakan komputer sebagai sarana atau alat selama ujian berlangsung. TOEFL CBT merupakan jenis tes sebagai perkembangan dari TOEFL PBT yang pertama kali dikenal oleh masyarakat pada tahun 1998. Namun untuk saat ini TOEFL jenis ini sudah tidak diselenggarakan lagi, karena dinilai kurang valid dalam pelaksanaannya baik secara materi maupun skor yang didapat. Pada TOEFL CBT terdapat beberapa skill bahasa Inggris yang diujikan, diantaranya adalah Listening, reading and writing. Ujian pada TOEFL jenis ini berlangsung selama 2 – 2,5 jam. Mengenai rentang nilai pada TOEFL CBT berbeda dengan TOEFL PBT, yaitu 0 – 300.
• IBT atau Internet-Based Test. (Nah, kalau yang ini baru bisa Anda gunakan untuk melamar kerja dan/atau kuliah di luar negeri.) Merupakan tes TOEFL yang berbasis pada Internet atau dengan kata lain selama proses ujian berlangsung, internetlah yang menjadi sebuah sarana dalam penyelenggaraannya. Disamping itu, tes jenis ini juga menggunakan komputer sebagai media. Namun, dalam tes jenis ini terdapat koneksi internet yang membedakan dengan TOEFL CBT. TOEFL IBT adalah jenis TOEFL terbaru yang diluncurkan oleh ETS (Educational Testing Service) sebagai sebuah tes untuk menguji kemampuan masyarakat dunia dalam berbahasa Inggris. TOEFL IBT pertama kali dikeluarkan oleh ETS pada tahun 2005, namun pertama diberlakukan di Indonesia pada tahun 2006.

Seperti halnya jenis TOEFL lainnya, dalam TOEFL IBT jug terdapat beberapa kemampuan (skill) yang diujikan, seperti halnya: Reading, Listening, Speaking dan Writing. TOEFL IBT berlangsung 4 jam dengan rentang skor sebanyak 0 – 120. Mengingat kita masih membahas mengenai apa itu TOEFL, ada baiknya kita segera beralih ke sesi ujian TOEFL Reading Pada Sesi Reading terdapat 4 – 6 teks tingkat universitas yang harus Anda baca dengan seksama, sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda. Tujuannya adalah agar Anda dapat memahami teks, gagasan utama, kosakata bahasa, kesimpulan, makna dan ragam retorika. Listening Dalam Sesi Listening terdapat 2-3 jenis percakapan dan 4-6 jenis kuliah/ceramah yang harus Anda simak, sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan berupa pilihan ganda. Anda harus menyimak detil penting, kesimpulan, intonasi, hingga kosakata bahasa.

Speaking 
Sesi ini hanya terdapat pada jenis TOEFL iBT. Anda akan berbicara melalui mikrofon. Suara Anda akan direkam untuk didengarkan oleh penilai setelah selesai. Dua pertanyaan berupa topik umum, dimana Anda harus menggambarkan hal-hal yang Anda ketahui secara umum, seperti kota tempat tinggal Anda atau guru favorit misalnya. Dua pertanyaan berikutnya berupa ringkasan informasi dari teks yang Anda baca dan percakapan yang Anda dengar yang harus Anda buat. Jangan lupa tambahkan opini Anda. Dua pertanyaan berikutnya berupa ringkasan informasi dari percakapan pendek yang Anda dengar.

Writing
Anda harus menulis dua esai pendek. Satu untuk opini Anda mengenai topik umum, seperti lebih enak tinggal dimana – kota atau desa dan mengapa? Satu lagi berupa ringkasan informasi dari teks dan ceramah/kuliah, dimana keduanya saling bersinggungan. Anda harus membandingkan dan membedakan, lalu memaparkan informasi yang berseberangan.

Sekarang apa itu manfaat TOEFL? Siapa saja yang harus mengikutinya? Tentu saja mereka yang ingin kuliah dan/atau bekerja di luar negeri, terutama negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, hingga Selandia Baru. Dengan memahami apa itu TOEFL dan manfaatnya sebelum melakukan tes, maka Anda tidak akan lagi mengeluh. Bila lulus (apalagi dengan nilai memuaskan!), sertifikat TOEFL Anda akan diakui di sebanyak 6000 institusi internasional. Kalau sudah begitu, semoga tidak ada lagi pertanyaan seperti: “Apa itu TOEFL?”, karena Anda sudah menyadari manfaatnya bagi masa depan Anda. Selamat belajar dan berusaha!

Sumber: http://kursustoefl.com/apa-itu-toefl-dan-manfaat-mengikutinya.html